DuriNEWS - Kemacetan parah saat ini terjadi di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera di Kabupaten Bengkalis, Riau. Kendaraan terjebak macet hingga lima jam.
|
kemacetan di jalan lintas timur |
Kemacetan terjadi tepatnya di Jalintim Kecamatan Pinggir Bengkalis. Jalan ini menghubungkan Pekanbaru ke Dumai dan selanjutnya ke Medan, Sumatera Utara (Sumut).
Salah seorang warga Pekanbaru, Riau, Irwan Siregar (50) menyatakan, dia bersama keluarganya terjebak sejak pukul 02.30 WIB, Sabtu (4/7/2015). Hingga pukul 08.00 WIB masih terjebak di jalan. Kemacetan ini terjadi akibat sistem buka tutup jalan, karena di lokasi itu ada jalan negara yang dalam perbaikan.
"Kita terjebak di tengah jalan tanpa ada petugas sejak tengah malam. Pihak kepolisian datang baru tadi pagi. Itu pun belum mampu mengurai kemacetan yang sangat parah," kata Irwan.
Irwan yang mau kembali ke Pekanbaru dari Kisaran, Sumut ini, menyebutkan saat ini antrean kendaraan lebih dari 3 km. Begitu juga kendaraan dari arah sebaliknya.
"Kita tidak tahu harus bagaimana lagi. Hanya bisa pasrah sampai menunggu jalan bisa lancar. Bersyukur kami masih makan sahur berbekal dua ekor ikan sisa makanan yang kami bawa. Tapi makan ikannya tanpa nasi," kata Irwan.
Pengakuan Rudiyandi (35) warga Dumai yang akan menuju Pekanbaru justru akibat macet tidak bisa berpuasa. Menurutnya akibat kemacetan ini sejak malam hingga pagi, dia tidak bisa makan sahur.
"Mau makan sahur di mana, tidak ada warung. Saya hari ini tidak berpuasa akibat kemacetan parah ini. Sudah 5 jam kita di sini, tak ada kepastian," keluh Rudi.
Masih menurut Rudi, masyarakat banyak kecewa karena di Jalintim status jalan negara ini yang lagi perbaikan tidak dijaga aparat. Selama ini yang menjaga hanya sekelompok warga yang kerjanya memungut bayaran setiap kendaraan yang melintas.
"Di jalan yang lagi perbaikan ini, selalu sistem buka tutup dari kedua arah secara bergantian. Untuk sekali lewat kendaraan dimintai sumbangan. Tapi kedatangan para preman itu sengaja membuat kemacetan agar kendaraan tetap bayar kepada mereka. Inilah akibatnya seperti yang kami rasakan," kata Rudi.
(
detik.com)